Monday, February 26, 2018

RIFA’IYAH ISLAM LUGAS BERMARTABAT



RIFA’IYAH
ISLAM LUGAS BERMARTABAT

A.   PENGERTIAN
Konsep Islam Lugas dan Bermartabat yang dijadikan Tema Muktamar Rifa’iyah ke-9 Tahun 2018 adalah sama dengan konsep Islam Wasathiyah yang dijadikan tema Musyawarah Nasional MUI ke-9, dan sama dengan sebelumnya dalam Muktamar Nahdlatul Ulama disebut Islam Nusantara dan dalam Musyawarah Nasional Muhammadiyah disebut Islam Berkemajuan, semuanya memiliki visi yang sama.
Visi Islam Wasathiyah adalah prinsip jalan tengah, jalan lurus dan moderat, la syarqiyyata wa la gharbiyyah, Islam yang ramah dan santun, serta menolak segala bentuk ekstrimisme dan radikalisme. Islam Nusantara adalah Islam yang toleran, dan Islam Berkemajuan adalah Islam yang berperadaban. Sementara Islam Lugas Bermatabat adalah Islam yang lugu dan mulia, ajarannya sederhana tetapi lengkap, mencakup semua aspek kehidupan, mudah diterima dan mudah diamalkan, ramah, dan toleran.
Islam Lugas Bermartabat dicetuskan dalam tema Muktamar Rifa’iyah ke-9 merupakan kristalisasi dari pandangan KH Ahmad Rifa’ie yang tertuang dalam kitab-kitabnya yang ditulis dalam bahasa Jawa huruf pegon dan diamalkan oleh santri Rifa’iyah hingga sekarang.
Islam Lugas Bermartabat juga sekaligus sebagai sikap tegas dari warga Rifa’iyah dalam menampik faham-faham dan gerakan yang eksklusif, intoleran, rigid, berpandangan sempit, suka mengkafir-kafirkan dan memusyrik-musyrikan orang lain. Faham-faham demikian berpotensi munculnya Islam ekstrim dan Islam radikal yang menghalalkan darah dan perampasan harta serta melegalkan pembunuhan.
Islam Lugas Bermartabat adalah Islam yang dapat mewujudkan perubahan umat menuju yang lebih baik (khairu ummah) tanpa menggunakan kekerasan, tetapi memberikan keteladanan yang baik (uswah hasanah) dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1.   (الاعتدال)             : Islam lugu, jejeg, sederhana, apa adanya, tidak berlebihan dan tidak berbelit-belit;
2.  (الكامل)                : Islam memberikan petunjuk lengkap, meliputi hubungan dengan Khaliq (hablun minallah) dan hubungan dengan sesama makhluq (hablun minannas wa hablun minal ‘alam);
3. (الشامل)               : Islam mencakup pokok-pokok keimanan, pokok-pokok ibadah, dan pokok-pokok mu’amalah dan mu’asyarah  menuju keselamatan dunia dan akhirat (لسعادة الدارين);
4.  (الدين يسر)           : Islam mudah difahami dan mudah diamalkan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik kaum terpelajar maupun awam, miskin maupun kaya, pejabat maupun rakyat biasa;
5.  (رحمة للعالمين)      : Islam yang ramah dan santun, tidak ada pemaksaan dan tidak ada tindak kekerasan;
6.  (التسامح)              : Islam toleran, menghormati sesama penganut agama dan kepercayaan, tidak saling mencela atau menyalahkan;
7.  (يعلو ولايعلى عليه) : Islam bermartabat, Islam yang luhur dan mulia, Islam yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.

 B.      AYAT DAN HADITS SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
1.      QS Ali Imran, 3 : 19 :¨
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
2.   QS Ar-Rum, 30 : 30 :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
3.      Hadits riwayat Imam Al-Baihaqi dari Abu Hurarirah ra :
الدين يسر, ولن يغالب الدين أحد إلا غلبه – رواه البيهقى وروى البخارى بلفظ إن الدين الخ
Agama itu mudah, dan seseorang tidak akan memperberat agama kecuali menjadi berat baginya (HR Al-Baihaqi, dan Imam Al-Bukhari menyebutkannya dengan ungkapan kalimat : sesungguhnya agama, dst.) dan dalam suatu riwayat menggunakan kalimat (ولن يشاد) dan tidak akan memperberat (Muhammad Abdurrauf Al-Manawie, Faidlul Kabir, 3 : 682-683)
Yang dimaksud dalam hadits bahwa agama dibangun di atas kemudahan (al-tashil) dan ringan (al-tahfif) seperti dijelaskan dalam QS Al-A’raf, 7 : 157 :
(Yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka[1]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[1] Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis.
4.    Hadits riwayat Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan Nasa’ie dari Anas ra :
يسروا ولا تعسروا وبشروا ولاتنفروا – رواه البخارى ومسلم واحمد والنسائى
Permudahlah kalian dan jangan mempersukar, dan berilah kabar gembira, dan janganlah kalian membuat lari (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asya’ari pada saat dirinya bersama Mu’adz bin Jabal diutus untuk berdakwah ke negeri Yaman dengan menggunakan dhamir tatsniyah dan tambahan kalimat :
وتطاوعا ولاتختلفا
Dan berbuat baiklah dengan suka rela, dan janganlah perselisihan
Al-Kirmani dan lain-lain memberikan komentar bahwa hadits tersebut termasuk ungkapan kalimat yang simple tetapi mempunyai makna yang mencakup (min jawami’il halim) karena mencakup urusan dunia dan akhirat, dunia merupakan negeri untuk beramal sedangkan akhirat negeri untuk memperoleh hasilnya, maka Rasulullah SAW memberipakan perintah bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia hendaknya dipermudah sedangkan yang berhubungan dengan akhirat hendaknya diberi janji-janji memperoleh kebaikan dan diberi khabar gembira (Muhammad Abdurrauf Al-Manawie, Faidlul Kabir, 6 : 568-569)






A.   ISLAM LUGAS :
LUGAS (JW) ARTINYA (1) SAHAJA, APA ADANYA, SEDERHANA, LUGU, (2) MENGENAI YANG POKOK-POKOK, YANG PERLU, (3) OBYEKTIF.
SYEKH AHMAD RIFA’IE :
1.   MENAMPILKAN ISLAM APA ADANYA, SEDERHANA, DAN MENGGUNAKAN BAHASA DAN KALIMAT YANG MUDAH DIFAHAMI
2.   MENGAJARKAN ISLAM SECARA UTUH, MENCAKUP POKOK-POKOK KEIMANAN, POKOK-POKOK IBADAH, POKOK-POKOK MU’AMALAH, DAN POKOK-POKOK PERGAULAN (MU’ASYARAH).
3.   OBYEKTIF, BERDASARKAN AL-QUR’AN, AL-HADITS, DAN QAUL ULAMA, BUKAN BERDASARKAN PENDAPAT PRIBADI.
4.   DASAR AL-HADITS : HADITS RIWAYAT IMAM BAIHAQI DARI ABU HURAIRAH RA SESUNGGUHNYA NABI SAW BERSABDA :

B.   BERMARTABAT :
ARTINYA : LUHUR, MULIA, (MEMILIKI) DERAJAT, TINGKAT(AN), PANGKAT, GENGSI, HARGA DIRI.
MENEMPATKAN ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG LUHUR DAN MULIA DAN KEHIDUPAN AKHIRAT DIJADIKAN SEBAGAI TUJUAN AKHIR DARI SEMUA AMAL DAN PENGORBANAN.
DASAR DARI AL-QUR’AN : QS ALI IMRAN, 3 : 19 :
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

[189] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
ISLAM ARTINYA SELAMAT (AL-SALAM), DAMAI (AL-SHULH). TUNDUK (AL-KHUDLU’). DAN PATUH (AL-INQIYAD).
QS AN-NISA, 4 : 125 ;
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

Islam adalah agama yang luhur, yang lainnya tidak ada yang mengungguli (الاسلام يعلو ولا يعلى عليه)
C.   TUJUAN :
1.   AMRIH SAHE IMAN
2.   AMRIH SAHE IBADAH
3.   AMRIH RIZKI KANG HALAL
D.  CARA :
1.   MELAKSANAKAN KEWAJIBAN (NETEPI WAJIB)
2.   MENINGGALKAN LARANGAN (TINGGAL MAKSIAT)
3.   IKHLAS KARENA ALLAH SEMATA (AMANDENG MARING KANUGRAHANE ALLAH)
E.   DAKWAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
MENDAKWAHKAN FAHAM AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH DALAM ARTI MENGIKUTI FAHAM IMAM ASY’ARI DAN MATURIDI DALAM ILMU TAUHID, MENGIKTI IMAM HANAFI, MALIKI, SYAFI’IE DAN HANBALI DALAM LMU FIKIH, DAN MENGIKUTI IMAM JUNAID DAN IMAM GHAZALI DALAM ILMU TASAWUF, SYEKH AHMAD RIFA’IE MENDAHULUI DAKWAH NAHDLATUL ULAMA (PROF. ABDUL JAMIL)
F.    GERAKAN PEMURNIAN
MENDAKWAHKAN KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN DAN HADITS DAN PETUNJUK PARA ULAMA (ALIM ADIL) KEPADA MASYARAKAT JAWA YANG ANIMIS, DINAMIS DAN SINGKRITIS, SYEKH AHAMD RIFA’IE MENDAHULUI MUHAMMADIYAH (FAKTA HISTORIS).

G.     DAKWAH DAN PENDIDIKAN KH AHMAD RIFA.IE
1.      Jawa banget, tetapi bukan kejawen
2.      Nusantara banget, tetapi tidak sinkritis
3.      Reformatif banget, tetapi bukan wahabi


No comments:

Post a Comment